-->

Penemuan Ilmuan Tentang Zat Kimia Pada Otak Penyebab Gay

Penemuan Ilmuan Tentang Zat Kimia Pada Otak Penyebab Gay  - Halo sobat pengunjung setia Artikel Tutorial semuanya. Selamat datang saya ucapkan diblog kebanggaan saya yang sederhana ini yaitu www.artikeltutorial.com. Blog ini akan selalu update setiap harinya yang memberikan anda Informasi dan Artikel menarik, bukan hanya itu blog ini juga berisi berbagai Tips dan Tutorial. Silakan simpan alamat blog www.artikeltutorial.com atau Anda bisa bookmark (masukan ke penanda) agar bisa mengunjungi lain waktu ke blog ini dengan mudah."Prolog dari Artikel Tutorial sekaligus salam kenal kepada pengunjung setia www.artikeltutorial.com semuanya".

Penemuan Ilmuan Tentang Zat Kimia Pada Otak Penyebab Gay
Penemuan Ilmuan Tentang Zat Kimia Pada Otak Penyebab Gay

Tak ada yang mengetahui pasti pendorong preferensi ******* seseorang. Namun, berdasarkan hasil ujicoba terbaru ilmuwan asal China, telah ditemukan zat otak pendorong seorang dapat menjadi gay. Serotonin diketahui mampu mempengaruhi perilaku ******* pada tikus dan manusia. Senyawa ini biasanya juga mengurangi aktivitas ******* seseorang.

BACA JUGA :

Ujicoba ahli saraf Yi Rao dari Peking University dan National Institute of Biological Science di Beijing menunjukkan, serotonin ternyata juga mempengaruhi keputusan pria untuk ‘menggoda’ wanita atau pria.

Rao dan tim melakukan uji dengan melalui pengurangan neuron penghasil serotonin atau protein penting penghasil serotonin dalam otak. Tak seperti tikus jantan lain, tikus yang kekurangan serotonin tak memiliki hasrat ******* terhadap tikus betina.

Sebaliknya, tikus itu malah tertarik pada tikus jantan serta lebih sering menyanyikan lagu cinta ultrasonik. Biasanya, tikus jantan menyanyikan lagu ini untuk menggoda tikus betina agar bisa melakukan seks.

Ketika tim menyuntik zat netralisir pada tikus yang kekurangan serotonin, tikus kembali berhasrat pada tikus betina. Meski begitu, kadar serotonin berlebih justru mengurangi aktivitas ******* tikus, baik pada jantan maupun betina.

Artinya, serotonin dalam otak harus dijaga dalam kadar tertentu guna memastikan seseorang tetap berlaku layaknya heteroseksual.

Menyikapi temuan ini, ilmuwan asal Florida State University Elaine Hull mengklaim, studi ini bisa mempengaruhi perilaku homoseksual atau biseksual manusia.

Sebelum menyimpulkan serotonin sebagai faktor perilaku homoseksual, Hull memperingatkan, ilmuwan butuh lebih banyak informasi letak persisnya area otak terkait potensi pengembangan serotonin tersebut.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel