ANDI MATTALATTA, Tokoh Pejuang Asal Tanah Bugis "BARRU" Yang Juga Tokoh Olahraga
Selasa, 10 Januari 2017
ANDI MATTALATTA, Tokoh Pejuang Asal Tanah Bugis "BARRU" Yang Juga Tokoh Olahraga – Halo sobat pengunjung setia Artikel Tutorial semuanya. Selamat datang saya ucapkan di blog saya yang sederhana ini yaitu www.artikeltutorial.com. Blog ini akan selalu update setiap harinya yang memberikan anda Informasi dan Artikel menarik, bukan hanya itu blog ini juga berisi berbagai Tips dan Tutorial. Silakan simpan alamat blog www.artikeltutorial.com atau Anda bisa bookmark (masukan ke penanda) agar bisa mengunjungi lain waktu ke blog ini dengan mudah."Prolog dari Artikel Tutorial sekaligus salam kenal kepada pengunjung setia www.artikeltutorial.com semuanya".
Ayah dari artis kondang Andi Meriam Mattalatta dan politisi Dr Muhammad Andi Mattalatta ini adalah panglima pertama Komando Daerah Militer Raja Gowa ke-16, dinobatkan pada tahun 1953 Sulawesi Selatan dan Tenggara (KDMSST), dilantik 1 Juni 1957 oleh Kasad Mayjen TNI AH Nasution. Sebelum meninggal dunia, Andi Mattalatta telah membukukan kisah perjuangannya yang ditulis sendiri setebal 644 halaman. Kisah itu itu diberi berjudul : Meniti Siri dan Harga Diri.
Ayah dari artis kondang Andi Meriam Mattalatta dan politisi Dr Muhammad Andi Mattalatta ini adalah panglima pertama Komando Daerah Militer Raja Gowa ke-16, dinobatkan pada tahun 1953 Sulawesi Selatan dan Tenggara (KDMSST), dilantik 1 Juni 1957 oleh Kasad Mayjen TNI AH Nasution. Sebelum meninggal dunia, Andi Mattalatta telah membukukan kisah perjuangannya yang ditulis sendiri setebal 644 halaman. Kisah itu itu diberi berjudul : Meniti Siri dan Harga Diri.
Mayjen (Purn) H Andi Mattalatta |
Dalam tulisan itu, Mattalatta tidak hanya menapaktilasi perjuangannya di pentas militer yang diawali sebagai Tokubetsu Teisintai di masa pendudukan Jepang tahun 1944. Namun penyandang berbagai anugerah bintang dan satya lencana perjuangan itu juga mengurai berbagai pengalamannya membangun dunia olahraga di Indonesia, khususnya di Raja Gowa ke-16, dinobatkan pada tahun 1953
Sulawesi Selatan.
Sebelum mengawali karier militer, bangsawan Bugis-Makassar kelahiran Barru 1 September 1920 itu, mendalami bidang atlet. Ia memiliki prestasi olahraga renang, loncat indah, tinju, bahkan hampir semua jenis olahraga ditekuninya.
Stadion Mattoanging
Tahun 1952 Andi Mattalatta memprakarsai pembangunan Stadion Mattoanging Makassar yang dilengkapi gedung olahraga, kolam renang, serta fasilitas olahraga lainnya di Makassar. Dia juga menjadi tokoh penyelenggara Pekan Olahraga Nasional (PON) IV tahun 1957 di Kota Makassar.
Di bidang olahraga, Mattalatta sudah menunjukkan kehebatannya sejak 1932, menyisihkan atlet-atlet keturunan Belanda dalam renang gaya dada memperebutkan piala Ratu Wilhelmina der Nederlanden van Oranje Nassau di Makassar. Diusia 15 tahun Mattalatta menjadi petinju yang mengawali prestasi di kelas bulu (55kg) dengan meng-KO petinju Batavia, Kid Usman, kelas ringan (60 kg). Ia juga menjadi pelatih dibeberapa klub atlet karena kemahirannya.
Pantai LumpuE, Kota Pare-Pare (163 km arah Utara Makassar), memiliki kesan sejarah yang tak terlupakan oleh Mayjen TNI (Purn) Andi Mattalatta. Dari pantai indah berpasir putih yang terletak sekitar 122 km dari Kota Makassar itu, ia mulai merintis cikal bakal keberadaan olahraga ski air di Indonesia.
Keinginan Andi Mattalatta untuk mempelajari olahraga itu bangkit karena terobsesi film Easy to Love yang ditontonnya saat bertugas di Semarang. "Saya kagum pada tokoh film Easy to Love itu, berulang kali saya tonton dan itu film kesukaan saya," katanya dalam wawancara khusus dengan Pembaruan beberapa waktu lalu.
Ketiadaan fasilitas olahraga tersebut tidak mematahkan keinginannya, berbekal gambar speedboat yang diperoleh dari majalah Mechanic Illustrated Andi Mattalatta membawanya kepada Jo Thong Siang, seorang pembuat sekoci di Kota Makassar. Ia lalu memesan untuk dibuatkan dua buah sekoci type Runabout serta memesan motor tempel 35 PK melalui NV Jacohson van den Berg.
Dua minggu kemudian, alat-alat itu telah rampung. Namun, karena sulitnya mendapatkan papan ski, terpaksa ia membuat sendiri menggunakan papan sepanjang 1,70 m, lebar 0,20, pada ujungnya dilengkungkan. Ia juga membuat sepatu ski hanya dengan memakai sepatu kets yang diikat, sedangkan tali penariknya ski hanya menggunakan tali ijuk tanpa alat pegangan.
Tumpas RMS
Ketika bertugas sebagai Komandan Batalyon di Pare-Pare, Mayor Andi Mattalatta mengharuskan semua anak buahnya untuk pandai berenang. Masalahnya, kata Andi Mattalatta, dia punya pengalaman pahit saat memimpin Ge-rakan Operasi Militer (GOM) di Pulau Haruku, Mantan Sersan Militer Inggris
Maluku Selatan ketika menumpas gerombolan Republik Mantan Sersan Militer Inggris
Maluku Selatan (RMS).
Prajurit yang tergabung dalam Batalyon 705 Mattalatta yang diberangkatkan 18 Desember 1950 banyak yang gugur bukan karena tertembak musuh, melainkan tenggelam ketika terjadi pendaratan pantai."Soal kepandaian berenang sangat prinsip bagi seorang prajurit, dan itu harus dikuasai," kata Andi Mattalatta.
Karena belum mengenal alat pelampung (lifevest), maka setiap yang berminat untuk belajar, harus terlebih dahulu pandai berenang. Itulah yang membuat Andi Mattalatta, puas sebab pasukannya yang berminat dengan olahraga yang ramai ditonton masyarakat itu, dengan sendirinya harus menguasai renang sehingga tidak perlu lagi repot melatih prajurit berenang.
Ketika menjadi Komandan Komando Pangkalan Militer Makassar tahun 1953, olahraga ski air berkembang pesat di Makassar dan menarik perhatian masyarakat luas. Andi Mattalatta sering mengundang para perwira untuk memperoleh rekreasi segar agar membebaskan mereka dari kejenuhan tugas. Tak ketinggalan bangsa asing yang berdomisili di Makassar ikut belajar main ski air menyusuri pantai Makassar, Pulau Lae-Lae, Pulau Samalona dan Pulau Meroux yang sekarang bernama Pulau Kayangan.
Tahun 1954, ayah kandung artis Andi Meriam Mattalatta ini mendirikan Persatuan Olahraga Perahu Motor dan Ski Air (POPSA) di Makassar dan membangun rumah klub di depan Fort Rotterdam, tepi pantai Kota Makassar. Hingga kini tempat itu masih menjadi pusat kegiatan olahraga air.
Semua putra-putri Andi Mattalatta mahir bermain ski air mewarisi kemampuan alam yang dimiliki Andi Mattalatta. Mereka adalah dr Hj Andi Hermien Mattalatta, H Andi Muh Ilhamsyah Mattalatta, Ir H Andi Radlia Mattalatta,MBA, dr Andi Farida Mattalatta, SPA, Hj Andi Meriam Mattalatta dan Ir Hj Andi Sorayantina Mattalatta. Dua diantaranya merupakan atlet ski air yang cukup tangguh yaitu Andi Ilhamsyah, pernah mendapat gelar"seniman slalom" pada Kejurnas Ski 1972, sedangkan Andi Sorayantina, putri bungsu Andi Mattalatta memiliki prestasi terbaik di PON X di Jakarta, 1981. Pembaruan/ M Kiblat Said.
Demikian dulu postingan saya kali ini yang masih setia berbagi kepada anda. Semoga dengan adanya artikel sedikit penjelasan tentang ANDI MATTALATTA ini dapat bermanfaat bagi anda dan jangan lupa nantikan postingan saya berikutnya. Terima kasih atas kunjungan anda. Wassalam...
Sumber: tokohindonesia.com
Sulawesi Selatan.
Sebelum mengawali karier militer, bangsawan Bugis-Makassar kelahiran Barru 1 September 1920 itu, mendalami bidang atlet. Ia memiliki prestasi olahraga renang, loncat indah, tinju, bahkan hampir semua jenis olahraga ditekuninya.
BACA JUGA : Pasukan Hantu!! Pasukan Ini Yang Ditakuti Belanda Pada Zaman PenjajahanAndi Mattalatta dijuluki maniak olahraga, ia serba bisa sehingga atas kehebatannya di masa kolonial Belanda, menjadikan ia satu-satunya pribumi yang direstui bergabung menjadi anggota Sport Stait Spieren (SSS) yang didirikan untuk anak-anak Belanda di masa itu.
Stadion Mattoanging
Tahun 1952 Andi Mattalatta memprakarsai pembangunan Stadion Mattoanging Makassar yang dilengkapi gedung olahraga, kolam renang, serta fasilitas olahraga lainnya di Makassar. Dia juga menjadi tokoh penyelenggara Pekan Olahraga Nasional (PON) IV tahun 1957 di Kota Makassar.
BACA JUGA : 3.000 Pasukan Muslim Melawan 200.000 Pasukan Romawi
Di bidang olahraga, Mattalatta sudah menunjukkan kehebatannya sejak 1932, menyisihkan atlet-atlet keturunan Belanda dalam renang gaya dada memperebutkan piala Ratu Wilhelmina der Nederlanden van Oranje Nassau di Makassar. Diusia 15 tahun Mattalatta menjadi petinju yang mengawali prestasi di kelas bulu (55kg) dengan meng-KO petinju Batavia, Kid Usman, kelas ringan (60 kg). Ia juga menjadi pelatih dibeberapa klub atlet karena kemahirannya.
Pantai LumpuE, Kota Pare-Pare (163 km arah Utara Makassar), memiliki kesan sejarah yang tak terlupakan oleh Mayjen TNI (Purn) Andi Mattalatta. Dari pantai indah berpasir putih yang terletak sekitar 122 km dari Kota Makassar itu, ia mulai merintis cikal bakal keberadaan olahraga ski air di Indonesia.
BACA JUGA : Uang Panaik Semakin Tinggi, Saatnya Cowok Lirik Janda
Keinginan Andi Mattalatta untuk mempelajari olahraga itu bangkit karena terobsesi film Easy to Love yang ditontonnya saat bertugas di Semarang. "Saya kagum pada tokoh film Easy to Love itu, berulang kali saya tonton dan itu film kesukaan saya," katanya dalam wawancara khusus dengan Pembaruan beberapa waktu lalu.
Ketiadaan fasilitas olahraga tersebut tidak mematahkan keinginannya, berbekal gambar speedboat yang diperoleh dari majalah Mechanic Illustrated Andi Mattalatta membawanya kepada Jo Thong Siang, seorang pembuat sekoci di Kota Makassar. Ia lalu memesan untuk dibuatkan dua buah sekoci type Runabout serta memesan motor tempel 35 PK melalui NV Jacohson van den Berg.
Dua minggu kemudian, alat-alat itu telah rampung. Namun, karena sulitnya mendapatkan papan ski, terpaksa ia membuat sendiri menggunakan papan sepanjang 1,70 m, lebar 0,20, pada ujungnya dilengkungkan. Ia juga membuat sepatu ski hanya dengan memakai sepatu kets yang diikat, sedangkan tali penariknya ski hanya menggunakan tali ijuk tanpa alat pegangan.
Tumpas RMS
Ketika bertugas sebagai Komandan Batalyon di Pare-Pare, Mayor Andi Mattalatta mengharuskan semua anak buahnya untuk pandai berenang. Masalahnya, kata Andi Mattalatta, dia punya pengalaman pahit saat memimpin Ge-rakan Operasi Militer (GOM) di Pulau Haruku, Mantan Sersan Militer Inggris
Maluku Selatan ketika menumpas gerombolan Republik Mantan Sersan Militer Inggris
Maluku Selatan (RMS).
Prajurit yang tergabung dalam Batalyon 705 Mattalatta yang diberangkatkan 18 Desember 1950 banyak yang gugur bukan karena tertembak musuh, melainkan tenggelam ketika terjadi pendaratan pantai."Soal kepandaian berenang sangat prinsip bagi seorang prajurit, dan itu harus dikuasai," kata Andi Mattalatta.
BACA JUGA : 5 Daerah/Suku Dengan Mahar Pernikahan Termahal di Indonesia, Bugis Urutan Pertama
Karena belum mengenal alat pelampung (lifevest), maka setiap yang berminat untuk belajar, harus terlebih dahulu pandai berenang. Itulah yang membuat Andi Mattalatta, puas sebab pasukannya yang berminat dengan olahraga yang ramai ditonton masyarakat itu, dengan sendirinya harus menguasai renang sehingga tidak perlu lagi repot melatih prajurit berenang.
Ketika menjadi Komandan Komando Pangkalan Militer Makassar tahun 1953, olahraga ski air berkembang pesat di Makassar dan menarik perhatian masyarakat luas. Andi Mattalatta sering mengundang para perwira untuk memperoleh rekreasi segar agar membebaskan mereka dari kejenuhan tugas. Tak ketinggalan bangsa asing yang berdomisili di Makassar ikut belajar main ski air menyusuri pantai Makassar, Pulau Lae-Lae, Pulau Samalona dan Pulau Meroux yang sekarang bernama Pulau Kayangan.
Tahun 1954, ayah kandung artis Andi Meriam Mattalatta ini mendirikan Persatuan Olahraga Perahu Motor dan Ski Air (POPSA) di Makassar dan membangun rumah klub di depan Fort Rotterdam, tepi pantai Kota Makassar. Hingga kini tempat itu masih menjadi pusat kegiatan olahraga air.
Semua putra-putri Andi Mattalatta mahir bermain ski air mewarisi kemampuan alam yang dimiliki Andi Mattalatta. Mereka adalah dr Hj Andi Hermien Mattalatta, H Andi Muh Ilhamsyah Mattalatta, Ir H Andi Radlia Mattalatta,MBA, dr Andi Farida Mattalatta, SPA, Hj Andi Meriam Mattalatta dan Ir Hj Andi Sorayantina Mattalatta. Dua diantaranya merupakan atlet ski air yang cukup tangguh yaitu Andi Ilhamsyah, pernah mendapat gelar"seniman slalom" pada Kejurnas Ski 1972, sedangkan Andi Sorayantina, putri bungsu Andi Mattalatta memiliki prestasi terbaik di PON X di Jakarta, 1981. Pembaruan/ M Kiblat Said.
Demikian dulu postingan saya kali ini yang masih setia berbagi kepada anda. Semoga dengan adanya artikel sedikit penjelasan tentang ANDI MATTALATTA ini dapat bermanfaat bagi anda dan jangan lupa nantikan postingan saya berikutnya. Terima kasih atas kunjungan anda. Wassalam...
Sumber: tokohindonesia.com